Sunat biasanya tidak diwajibkan secara medis, namun dapat dilakukan untuk berbagai alasan (tradisi budaya, keyakinan agama, kebersihan pribadi). Lalu apakah sunat benar mempengaruhi gairah bagi pria maupun wanita? Benarkah penis yang disunat lebih sehat?
Mari kita tinjau cara kerja atau sensasi yang didapat dari pria yang telah disunat.
Pertama, dari sisi Sensitivitas.
Setelah sunat kulit kepala penis, yang biasanya lembap karena selaput lendir, kini menjadi kering dan semakin menebal sebagai respon perlindungan diri dari kontak terus-menerus. Berkat insensitivitas dari penebalan ini, Anda dapat menunda orgasme.
Dalam sebuah studi asal Turki, dilansir dari Men’s Health, pria dewasa yang disunat saat dewasa diminta untuk mengukur waktu lama mencapai klimaks, sebelum dan sesudah sunat. Mereka melaporkan adanya tambahan penguluran waktu hingga 20 detik setelah disunat.
Kedua, dari sisi Kebersihan.
Tidak adanya kulit kulup akan menghemat waktu saat membersihkan tubuh. Beberapa wanita mungkin merasa lebih ‘bersih’ saat berhubungan seks dengan pria yang disunat. “Hal ini bisa meningkatkan fungsi seksual wanita, hanya karena dia merasa memiliki peluang yang lebih sedikit untuk terkena infeksi,” kata Ginekolog Alyssa Dweck, M.D, dilansir dari Shape.
Ketiga, dari sisi Kesehatan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa secara medis sunat laki-laki bisa membantu mengurangi risiko tertular HIV dan beberapa infeksi lainnya menular seksual (IMS) serta masalah kesehatan lainnya pada pria saat berhubungan seks.
Sunat mengurangi risiko infeksi HIV sebesar 50 persen menjadi 60 persen, CDC mencatat. Sunat juga mengurangi 30 persen risiko herpes dan virus papiloma manusia (HPV). Sunat juga mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada bayi, disadur dari WebMD.
PT. Visi Sejahtera Medika sebagai distributor alat-alat sirkumsisi beserta alat penunjang sirkumsisi, siap melayani Anda untuk penjualan dan kebutuhan informasi yang diperlukan. Anda bisa langsung menghubungi ke 0859-4582-5959 (Pak Untung).
