Trigeminal neuralgia (TN) merupakan kondisi kesehatan yang cukup banyak di derita individu, secara spesifik ditandai dengan nyeri di sekitar wajah. Dulu saat belum diketemukannya teknologi radiofrekuensi ablasi sebagai salah satu alternative terapi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit. Obat-obatan dan pembedahan menjadi terapi yang dapat dilakukan tenaga medis. Meski sayangnya obat-obatan terbukti tidak mampu secara efektif meredakan nyeri yang dialami pasien.
Saat ini terapi radiofrekuensi ablasi merupakan teknik minimally invasive yang dapat diharapkan pada pasien trigeminal neuralgia tanpa harus melakukan rawat inap di rumah sakit (one day care). Karakteristik klinis yang khas ditunjukan pada pasien trigeminal neuralgia yakni rasa sakit menusuk yang terjadi selama beberapa detik di bagian wajah. Namun demikian menurut dr. Mahdian Nur Nasution SpBS, pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, tidak semua nyeri wajah di saraf kranial 5 merupakan trigeminal neuralgia.
Para pakar nyeri di dunia berpendapat, kasus trigeminal neuralgia paling banyak di dapatkan pada cabang saraf trigeminal V2 dan V3 (32%). Bedah mikrovaskular dalam beberapa peneitian terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien karena mampu mengatasi nyeri yang sebelumnya di derita dalam jangka panjang. Namun demikian teknik perkutan seperti radiofrekuensi juga terbukti memberikan hasil yang memuaskan dengan tingkat keberhasilan terapi mencapai 90%, dengan tingkat kekambuhan yang juga lebih tinggi dibaningkan teknik bedah mikro. Namun demikian pada mereka pasien trigeminal neuralgia usia lanjut rediofrekuensi ablasi merupakan pilihan terapi terbaik dibandingkan bedah mikro terkait morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi saat harus dilakukan terapi menggunakan teknik bedah mikro.
Ada beberapa pembagian jenis trigeminal neuralgia dan nyeri yang umumnya muncul pada pasien. pada trigeminal neuralgia tipe 1 (idiopatik) nyeri umumnya terjadi secara spontan dengan durasi nyeri umumnya episodic. Sementara trigeminal neuralgia tipe 2 (atipikal) nyeri datang secara spontan dengan durasi nyeri yang terjadi konstan (terus menerus). Pada tipe trigeminal neuropati kondisi ini terjadi olehkarena trauma ataupun bekas operasi sinus. Sedangkan pada secondary trigeminal neuralgia profil nyeri yang tampak pada pasien dapat berupa klerosis multiple.