Setelah semua persiapan alat untuk tindakan radiofrekuensi perkutan stereotactic disiapkan. Pasien trigeminal neuralgia diminta naik ke meja operasi, dibantu perawat. Untuk memudahkan tindakan, dokter disarankan berdiri di sisi kanan pasien dan perawat berdiri di sebelah kiri pasien.
Letak monitor fluoroskopi juga harus dalam jangkauan pandangan dokter, dengan generator radiofrekuensi diposisikan di sebelah (terdekat) dokter yang akan melakukan tindakan radiofrekuensi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dokter untuk mengendalikan generator radiofrekuensi, melihat layar atau tampilan fluoroskopi dan melihat ekspresi muka pasien dengan tujuan mengetahui seberapa besar rangsangan dari tindakan radiofrekuensi ablasi yang dilakukan.
Baik perawat maupun anastesiolog sebisa mungkin merupakan orang yang terlatih, untuk kenyamanan dan keberhasilan tindakan radiofrekuensi perkutan. Posisi anstesiolog sama halnya dengan posisi perawat disamping kiri pasien tepat di depan dokter yang melakukan tindakan radiofrekuensi, guna melakukan tindakan anastesi yang baik saat diperlukan, memonitor tekanan darah dan mencatat parameter medis lainnya.
Perlu diingat, satu jam sebelum tindakan radiofrekuensi dilakukan atropine intramuscular dengan dosis 0,4 mg diberikan pada pasien untuk mengurangi sekresi oral dan mencegah terjadinya bradikardi.
Tekanan darah dan saturasi oksigen perlu mendapat perhatian secara terus menerus selama prosedur radiofrekuensi dilakukan. Meski jarang terjadi, namun telah dilaporkan kejadian hipertensi paroksismal selama pembentukan lesi radiofrekuensi ablasi dilakukan bahkan kondisi ini dikaitkan dengan kejadian perdarahan intracerebral atau subarachnoid.
Tindakan anastesi yang tepat diharapkan mampu mencegah peningkatan tekanan darah yang tidak diinginkan pada pasien. Dalam kondisi seperti ini tidak menutup kemungkinan dibutuhkan obat-obatan intravena untuk mengkontrol tekanan darah pasien.