Salah satu terapi intervensi dibidang nyeri yang sudah dipakai secara luas di banyak negara adalah radiofrekuensi ablasi. Prinsip kerja terapi ini adalah mengalirkan aliran listrik yang diproduksi gelombang radio untuk memanaskan bagian saraf tertentu.
Jenis nyeri yang bisa diterapi dengan radiofrekuensi ablasi terutama adalah nyeri yang sudah bersifat kronik atau berlangsung lama. Radiofrekuensi ablasi sendiri dinyatakan aman dan efektif untuk mengurangi nyeri pada bagian punggung, leher, nyeri akibat peradangan pada sendi (artritis), hingga nyeri pada pasien kanker stadium akhir. “Rasa nyerinya bisa dihilangkan sampai dengan dua tahun. Kelebihan dari terapi ini bisa meningkatkan lingkup gerak tubuh dan meminimalkan penggunaan obat oral,” ujar dr. Mahdian Nur Nasution SpBS salah satu praktisi nyeri di Indonesia .
Saat ini ada banyak sekali generator radiofrekuensi di pasar kesehatan dunia. Salah satunya generator radiofrekuensi dengan merk COSMAN®. Generator ini memiliki vitur pengendali daya yang sangat baik dengan berbagai variasi. Dalam manual book generator yang disertakan, tertulis gelombang radio yang dihasilkan bisa mencapai 250 kilocycles dalam setiap detiknya, sehingga dapat meminimalkan risiko stimulasi yang tidak diharapkan. Tegangan, arus, dan suhu elektroda yang dihantarkan ke saraf yang dituju juga dapat terlihat dengan jelas di monitor. “Pemantauan suhu sangat penting dilakukan karena berhubungan dengan ablasi saraf yang selanjutnya berdampak pada hilangnya persepsi nyeri yang ada pada pasien,” jelas dr. Mahdian.
Meski demikian pematauan arus, tegangan dan daya yang dihantarkan ke saraf yang menghantarkan rasa nyeri saja ternyata tidak cukup. Ini karena besarnya impedansi jaringan dan konduktivitas ujung elektroda yang bisa sangat berbeda. Oleh sebab itu penempatan elektroda pada jaringan sekitar saraf yang akan dilakukan ablasi dan lamanya tindakan radiofrekuensi menjadi bagian penting yang harus dipertimbangkan dokter.